www.arifusan.esy.es. Powered by Blogger.

Tuesday 29 November 2016

Bulan Shafar  adalah bulan kedua dalam penanggalan hijriyah Islam. Sebagaimana bulan lainnya, ia merupakan bulan dari bulan-bulan Allah yang  tidak memiliki kehendak dan  berjalan sesuai dengan apa yang Allah ciptakan untuknya.
Masyarakat jahiliyah kuno, termasuk bangsa Arab, sering mengatakan bahwa bulan Shafar adalah bulan sial. Tasa'um (anggapan sial) ini telah terkenal pada umat jahiliah dan sisa-sisanya masih ada di kalangkan muslimin hingga saat ini.

Abu Hurairah berkata, bersabda Rasulullah,

"Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa." (H.R.Imam al-Bukhari dan Muslim).

Ungkapan hadits laa ‘adwaa’ atau tidak ada penularan penyakit itu, bermaksud meluruskan keyakinan golongan jahiliyah, karena pada masa itu mereka berkeyakinan bahwa penyakit itu dapat menular dengan sendirinya, tanpa bersandar pada ketentuan dari takdir Allah.

Sakit atau sehat, musibah atau selamat, semua kembali kepada kehendak Allah. Penularan hanyalah sebuah sarana berjalannya takdir Allah. Namun, walaupun keseluruhannya kembali kepada Allah, bukan semata-mata sebab penularan, manusia tetap diwajibkan untuk ikhtiar dan berusaha agar terhindar dari segala musibah. Dalam kesempatan yang lain Rasulullah bersabda: “Janganlah onta yang sakit didatangkan pada onta yang sehat”.

Maksud hadits laa thiyaarota atau tidak diperbolehkan meramalkan adanya hal-hal buruk adalah bahwa sandaran tawakkal manusia itu hanya kepada Allah, bukan terhadap makhluk atau ramalan. Karena hanyalah Allah yang menentukan baik dan buruk, selamat atau sial, kaya atau miskin. Dus, zaman atau masa tidak ada sangkut pautnya dengan pengaruh dan takdir Allah. Ia sama seperti waktu- waktu yang lain, ada takdir buruk dan takdir baik.

Empat hal sebagaimana dinyatakan dalam hadits di atas itulah yang ditiadakan oleh Rasulullah dan ini menunjukkan akan wajibnya bertawakal kepada Allah, memiliki tekad yang benar, agar orang yang kecewa tidak melemah di hadapkan pada perkara-perkara tersebut.

Bila seorang muslim pikirannya disibukkan dengan perkara-perkara tersebut, maka tidak terlepas dari dua keadaan. Pertama: menuruti perasaan sialnya itu dengan mendahulukan atau meresponsnya, maka ketika itu dia telah menggantungkan perbuatannya dengan sesuatu yang tidak ada hakikatnya. Kedua: tidak menuruti perasaan sial itu dengan melanjutkan aktivitasnya dan tidak memedulikan, tetapi dalam hatinya membayang perasaan gundah atau waswas. Meskipun ini lebih ringan dari yang pertama, tetapi seharusnya tidak menuruti perasaan itu sama sekali dan hendaknya bersandar hanya kepada Allah.

Penolakan akan ke empat hal di atas bukanlah menolak keberadaannya, karena kenyataanya hal itu memang ada. Sebenarnya yang ditolak adalah pengaruhnya. Allah-lah yang memberi pengaruh. Selama sebabnya adalah sesuatu yang dimaklumi, maka sebab itu adalah benar. Tapi bila sebabnya adalah sesuatu yang hanya ilusi, maka sebab tersebut salah.

Muktamar NU yang ketiga, menjawab pertanyaan “bolehkah berkeyakinan terhadap hari naas, misalnya hari ketiga atau hari keempat pada tiap-tiap bulan, sebagaimana tercantum dalam kitab Lathaiful Akbar” memilih pendapat yang tidak mempercayai hari naas dengan mengutip pandangan Syekh Ibnu Hajar al-Haitamy dalam Al-Fatawa al-Haditsiyah berikut ini:

“Barangsiapa bertanya tentang hari sial dan sebagainya untuk diikuti bukan untuk ditinggalkan dan memilih apa yang harus dikerjakan serta mengetahui keburukannya, semua itu merupakan perilaku orang Yahudi dan bukan petunjuk orang Islam yang bertawakal kepada Sang Maha Penciptanya, tidak berdasarkan hitung-hitungan dan terhadap Tuhannya selalu bertawakal. Dan apa yang dikutip tentang hari-hari nestapa dari sahabat Ali kw. Adalah batil dan dusta serta tidak ada dasarnya sama sekali, maka berhati-hatilah dari semua itu” (Ahkamul Fuqaha’, 2010: 54).

Indikasi Kesialan dalam Quran dan Hadits

Mungkin ada pertanyaan, bagaimana dengan firman Allah Ta’ala, yang artinya:’’Kaum ‘Aad pun mendustakan (pula). Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku, Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus. yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok korma yang tumbang” (Q.S al-Qamar (54:18-20).

Imam al-Bagawi dalam tafsir Ma’alim al-Tanzil menceritakan, bahwa kejadian itu (fi yawmi nahsin mustammir)  tepat pada hari Rabu terakhir bulan Shafar. Orang Jawa pada umumnya menyebut Rabu itu dengan istilah Rabu Wekasan. Hemat penulis, penafsiran ini hanya menunjukkan bahwa kejadian itu bertepatan dengan Rabu pada Shafar dan tidak menunjukkan bahwa hari itu adalah kesialan yang terus menerus.

Istilah hari naas yang terus menerus atau yawmi nahsin mustammir juga terdapat dalam hadis nabi. Tersebut dalam Faidh al-Qadir, juz 1, hal. 45, Rasulullah bersabda, “Akhiru Arbi’ai fi al-syahri yawmu nahsin mustammir (Rabu terakhir setiap bulan adalah hari sial terus).”

Hadits ini lahirnya bertentangan dengan hadits sahih riwayat Imam al-Bukhari sebagaimana disebut di atas. Jika dikompromikan pun maknanya adalah bahwa kesialan yang terus menerus itu hanya berlaku bagi yang mempercayai. Bukankah hari-hari itu pada dasarnya netral, mengandung kemungkinan baik dan jelek sesuai dengan ikhtiar perilaku manusia dan ditakdirkan Allah.

Bagaimana dengan pandangan Abdul Hamid Quds dalam kitabnya Kanzun Najah Was-Surur Fi Fadhail Al-Azminah wash-Shuhur (penulis sendiri terus terang belum mengetahui dan meneliti kebenaran nama dan kitab ini, bahkan dalam beberapa tulisan kitab ini disebut dengan Kanzun Najah Was-Suraar Fi Fadhail Al-Azmina Wash-Shuhaar dan Kanju al-Najah wa al-Surur fi al-Adiyati al-Lati Tasrohu al-Sudur) yang menjelaskan: banyak para Wali Allah yang mempunyai pengetahuan spiritual yang tinggi mengatakan bahwa pada setiap tahun, Allah  menurunkan 320.000 macam bala bencana ke bumi dan semua itu pertama kali terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar.
Oleh sebab itu hari tersebut menjadi hari yang terberat di sepanjang tahun. Maka barangsiapa yang melakukan shalat 4 rakaat (nawafil, sunnah), di mana setiap rakaat setelah al-Fatihah dibaca surat al-Kautsar 17 kali lalu surat al-Ikhlash 5 kali, surat al-Falaq dan surat an-Naas masing-masing sekali; lalu setelah salammembaca do’a, maka Allah  dengan kemurahan-Nya akan menjag a orang yang bersangkutan dari semua bala bencana yang turun di hari itu sampai sempurna setahun.
Mengenai amalan-amalan tersebut di atas, mengutip KH. Abdul Kholik Mustaqim, Pengasuh Pesantren al-Wardiyah Tambakberas Jombang, para ulama yang menolak adanya bulan sial dan hari nahas Rebo Wekasan berpendapat (dikutip dengan penyesuaian):

Pertama, tidak ada nash hadits khusus untuk akhir Rabu bulan Shofar, yang ada hanya nash hadits dla’if yang menjelaskan bahwa setiap hari Rabu terakhir dari setiap bulan adalah hari naas atau sial yang terus menerus, dan hadits dla’if ini tidak bisa dibuat pijakan kepercayaan.

Kedua, tidak ada anjuran ibadah khusus dari syara’.Ada anjuran dari sebagian ulama’ tasawwuf namun landasannya belum bisa dikategorikan hujjah secara syar’i.

Ketiga, tidak boleh, kecuali hanya sebatas sholat hajat lidaf’ilbala’almakhuf (untuk menolak balak yang dihawatirkan) atau nafilah mutlaqoh (sholat sunah mutlak) sebagaimana diperbolehkan oleh Syara’, karena hikmahnya adalah agar kita bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.

Mengutip pandangan Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, KH Miftakhul Akhyar tentang hadits kesialan terus menerus pada Rabu terakhir tiap bulan, dinyatakan:

“Naas yang dimaksud adalah bagi mereka yang meyakininya, bagi yang mempercayainya, tetapi bagi orang-orang yang beriman meyakini bahwa setiap waktu, hari, bulan, tahun ada manfaat dan ada mafsadah, ada guna dan ada madharatnya. Hari bisa bermanfaat bagi seseorang, tetapi juga bisa juga naas bagi orang lain…artinya hadits ini jangan dianggap sebagai suatu pedoman, bahwa setiap Rabu akhir bulan adalah hari naas yang harus kita hindari. Karena ternyata pada hari itu, ada yang beruntung, ada juga yang buntung. Tinggal kita berikhtiar meyakini, bahwa semua itu adalah anugerah Allah.” Wallahu ‘A’lam.



Yusuf Suharto
Ketua Aswaja NU Center Jombang, Kontributor NU Online
Bulan Shafar  adalah bulan kedua dalam penanggalan hijriyah Islam. Sebagaimana bulan lainnya, ia merupakan bulan dari bulan-bulan Allah yang  tidak memiliki kehendak dan  berjalan sesuai dengan apa yang Allah ciptakan untuknya.<>
Masyarakat jahiliyah kuno, termasuk bangsa Arab, sering mengatakan bahwa bulan Shafar adalah bulan sial. Tasa'um (anggapan sial) ini telah terkenal pada umat jahiliah dan sisa-sisanya masih ada di kalangkan muslimin hingga saat ini.

Abu Hurairah berkata, bersabda Rasulullah,

"Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa." (H.R.Imam al-Bukhari dan Muslim).

Ungkapan hadits laa ‘adwaa’ atau tidak ada penularan penyakit itu, bermaksud meluruskan keyakinan golongan jahiliyah, karena pada masa itu mereka berkeyakinan bahwa penyakit itu dapat menular dengan sendirinya, tanpa bersandar pada ketentuan dari takdir Allah.

Sakit atau sehat, musibah atau selamat, semua kembali kepada kehendak Allah. Penularan hanyalah sebuah sarana berjalannya takdir Allah. Namun, walaupun keseluruhannya kembali kepada Allah, bukan semata-mata sebab penularan, manusia tetap diwajibkan untuk ikhtiar dan berusaha agar terhindar dari segala musibah. Dalam kesempatan yang lain Rasulullah bersabda: “Janganlah onta yang sakit didatangkan pada onta yang sehat”.

Maksud hadits laa thiyaarota atau tidak diperbolehkan meramalkan adanya hal-hal buruk adalah bahwa sandaran tawakkal manusia itu hanya kepada Allah, bukan terhadap makhluk atau ramalan. Karena hanyalah Allah yang menentukan baik dan buruk, selamat atau sial, kaya atau miskin. Dus, zaman atau masa tidak ada sangkut pautnya dengan pengaruh dan takdir Allah. Ia sama seperti waktu- waktu yang lain, ada takdir buruk dan takdir baik.

Empat hal sebagaimana dinyatakan dalam hadits di atas itulah yang ditiadakan oleh Rasulullah dan ini menunjukkan akan wajibnya bertawakal kepada Allah, memiliki tekad yang benar, agar orang yang kecewa tidak melemah di hadapkan pada perkara-perkara tersebut.

Bila seorang muslim pikirannya disibukkan dengan perkara-perkara tersebut, maka tidak terlepas dari dua keadaan. Pertama: menuruti perasaan sialnya itu dengan mendahulukan atau meresponsnya, maka ketika itu dia telah menggantungkan perbuatannya dengan sesuatu yang tidak ada hakikatnya. Kedua: tidak menuruti perasaan sial itu dengan melanjutkan aktivitasnya dan tidak memedulikan, tetapi dalam hatinya membayang perasaan gundah atau waswas. Meskipun ini lebih ringan dari yang pertama, tetapi seharusnya tidak menuruti perasaan itu sama sekali dan hendaknya bersandar hanya kepada Allah.

Penolakan akan ke empat hal di atas bukanlah menolak keberadaannya, karena kenyataanya hal itu memang ada. Sebenarnya yang ditolak adalah pengaruhnya. Allah-lah yang memberi pengaruh. Selama sebabnya adalah sesuatu yang dimaklumi, maka sebab itu adalah benar. Tapi bila sebabnya adalah sesuatu yang hanya ilusi, maka sebab tersebut salah.

Muktamar NU yang ketiga, menjawab pertanyaan “bolehkah berkeyakinan terhadap hari naas, misalnya hari ketiga atau hari keempat pada tiap-tiap bulan, sebagaimana tercantum dalam kitab Lathaiful Akbar” memilih pendapat yang tidak mempercayai hari naas dengan mengutip pandangan Syekh Ibnu Hajar al-Haitamy dalam Al-Fatawa al-Haditsiyah berikut ini:

“Barangsiapa bertanya tentang hari sial dan sebagainya untuk diikuti bukan untuk ditinggalkan dan memilih apa yang harus dikerjakan serta mengetahui keburukannya, semua itu merupakan perilaku orang Yahudi dan bukan petunjuk orang Islam yang bertawakal kepada Sang Maha Penciptanya, tidak berdasarkan hitung-hitungan dan terhadap Tuhannya selalu bertawakal. Dan apa yang dikutip tentang hari-hari nestapa dari sahabat Ali kw. Adalah batil dan dusta serta tidak ada dasarnya sama sekali, maka berhati-hatilah dari semua itu” (Ahkamul Fuqaha’, 2010: 54).

Indikasi Kesialan dalam Quran dan Hadits

Mungkin ada pertanyaan, bagaimana dengan firman Allah Ta’ala, yang artinya:’’Kaum ‘Aad pun mendustakan (pula). Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku, Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus. yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok korma yang tumbang” (Q.S al-Qamar (54:18-20).

Imam al-Bagawi dalam tafsir Ma’alim al-Tanzil menceritakan, bahwa kejadian itu (fi yawmi nahsin mustammir)  tepat pada hari Rabu terakhir bulan Shafar. Orang Jawa pada umumnya menyebut Rabu itu dengan istilah Rabu Wekasan. Hemat penulis, penafsiran ini hanya menunjukkan bahwa kejadian itu bertepatan dengan Rabu pada Shafar dan tidak menunjukkan bahwa hari itu adalah kesialan yang terus menerus.

Istilah hari naas yang terus menerus atau yawmi nahsin mustammir juga terdapat dalam hadis nabi. Tersebut dalam Faidh al-Qadir, juz 1, hal. 45, Rasulullah bersabda, “Akhiru Arbi’ai fi al-syahri yawmu nahsin mustammir (Rabu terakhir setiap bulan adalah hari sial terus).”

Hadits ini lahirnya bertentangan dengan hadits sahih riwayat Imam al-Bukhari sebagaimana disebut di atas. Jika dikompromikan pun maknanya adalah bahwa kesialan yang terus menerus itu hanya berlaku bagi yang mempercayai. Bukankah hari-hari itu pada dasarnya netral, mengandung kemungkinan baik dan jelek sesuai dengan ikhtiar perilaku manusia dan ditakdirkan Allah.

Bagaimana dengan pandangan Abdul Hamid Quds dalam kitabnya Kanzun Najah Was-Surur Fi Fadhail Al-Azminah wash-Shuhur (penulis sendiri terus terang belum mengetahui dan meneliti kebenaran nama dan kitab ini, bahkan dalam beberapa tulisan kitab ini disebut dengan Kanzun Najah Was-Suraar Fi Fadhail Al-Azmina Wash-Shuhaar dan Kanju al-Najah wa al-Surur fi al-Adiyati al-Lati Tasrohu al-Sudur) yang menjelaskan: banyak para Wali Allah yang mempunyai pengetahuan spiritual yang tinggi mengatakan bahwa pada setiap tahun, Allah  menurunkan 320.000 macam bala bencana ke bumi dan semua itu pertama kali terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar.
Oleh sebab itu hari tersebut menjadi hari yang terberat di sepanjang tahun. Maka barangsiapa yang melakukan shalat 4 rakaat (nawafil, sunnah), di mana setiap rakaat setelah al-Fatihah dibaca surat al-Kautsar 17 kali lalu surat al-Ikhlash 5 kali, surat al-Falaq dan surat an-Naas masing-masing sekali; lalu setelah salammembaca do’a, maka Allah  dengan kemurahan-Nya akan menjag a orang yang bersangkutan dari semua bala bencana yang turun di hari itu sampai sempurna setahun.
Mengenai amalan-amalan tersebut di atas, mengutip KH. Abdul Kholik Mustaqim, Pengasuh Pesantren al-Wardiyah Tambakberas Jombang, para ulama yang menolak adanya bulan sial dan hari nahas Rebo Wekasan berpendapat (dikutip dengan penyesuaian):

Pertama, tidak ada nash hadits khusus untuk akhir Rabu bulan Shofar, yang ada hanya nash hadits dla’if yang menjelaskan bahwa setiap hari Rabu terakhir dari setiap bulan adalah hari naas atau sial yang terus menerus, dan hadits dla’if ini tidak bisa dibuat pijakan kepercayaan.

Kedua, tidak ada anjuran ibadah khusus dari syara’.Ada anjuran dari sebagian ulama’ tasawwuf namun landasannya belum bisa dikategorikan hujjah secara syar’i.

Ketiga, tidak boleh, kecuali hanya sebatas sholat hajat lidaf’ilbala’almakhuf (untuk menolak balak yang dihawatirkan) atau nafilah mutlaqoh (sholat sunah mutlak) sebagaimana diperbolehkan oleh Syara’, karena hikmahnya adalah agar kita bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.

Mengutip pandangan Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, KH Miftakhul Akhyar tentang hadits kesialan terus menerus pada Rabu terakhir tiap bulan, dinyatakan:

“Naas yang dimaksud adalah bagi mereka yang meyakininya, bagi yang mempercayainya, tetapi bagi orang-orang yang beriman meyakini bahwa setiap waktu, hari, bulan, tahun ada manfaat dan ada mafsadah, ada guna dan ada madharatnya. Hari bisa bermanfaat bagi seseorang, tetapi juga bisa juga naas bagi orang lain…artinya hadits ini jangan dianggap sebagai suatu pedoman, bahwa setiap Rabu akhir bulan adalah hari naas yang harus kita hindari. Karena ternyata pada hari itu, ada yang beruntung, ada juga yang buntung. Tinggal kita berikhtiar meyakini, bahwa semua itu adalah anugerah Allah.” Wallahu ‘A’lam.

Sunday 20 November 2016


Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada mulanya diperingati untuk membangkitkan semangat umat Islam. Sebab waktu itu umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan diri dari serangan tentara salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman, dan Inggris. Kita mengenal musim itu sebagai Perang Salib atau The Crusade. Pada tahun 1099 M tentara salib telah berhasil merebut Yerusalem dan menyulap Masjidil Aqsa menjadi gereja. Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan dan persaudaraan ukhuwah. Secara politis memang umat Islam terpecah-belah dalam banyak kerajaan dan kesultanan. Meskipun ada satu khalifah tetap satu dari Dinasti Bani Abbas di kota Baghdad sana, namun hanya sebagai lambang persatuan spiritual.

Adalah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi --orang Eropa menyebutnya Saladin, seorang pemimpin yang pandai mengena hati rakyat jelata. Salahuddin memerintah para tahun 1174-1193 M atau 570-590 H pada Dinasti Bani Ayyub
--katakanlah dia setingkat Gubernur. Pusat kesultanannya berada di kota Qahirah (Kairo), Mesir, dan daerah kekuasaannya membentang dari Mesir sampai Suriah dan Semenanjung Arabia. Kata Salahuddin, semangat juang umat Islam harus dihidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat kepada Nabi mereka. Salahuddin mengimbau umat Islam di seluruh dunia agar hari lahir Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal kalender Hijriyah, yang setiap tahun berlalu begitu saja tanpa diperingati, kini harus dirayakan secara massal.

Ketika Salahuddin meminta persetujuan dari khalifah di Baghdad yakni An-Nashir, ternyata khalifah setuju. Maka pada musim ibadah haji bulan Dzulhijjah 579 H (1183 Masehi), Salahuddin sebagai penguasa haramain (dua tanah suci, Mekah dan Madinah) mengeluarkan instruksi kepada seluruh jemaah haji, agar jika kembali ke kampung halaman masing-masing segera menyosialkan kepada masyarakat Islam di mana saja berada, bahwa mulai tahun 580 Hijriah (1184 M) tanggal 12 Rabiul-Awal dirayakan sebagai hari Maulid Nabi dengan berbagai kegiatan yang membangkitkan semangat umat Islam.

Salahuddin ditentang oleh para ulama. Sebab sejak zaman Nabi peringatan seperti itu tidak pernah ada. Lagi pula hari raya resmi menurut ajaran agama cuma ada dua, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Akan tetapi Salahuddin kemudian menegaskan bahwa perayaan Maulid Nabi hanyalah kegiatan yang menyemarakkan syiar agama, bukan perayaan yang bersifat ritual, sehingga tidak dapat dikategorikan bid`ah yang terlarang.

Salah satu kegiatan yang diadakan oleh Sultan Salahuddin pada peringatan Maulid Nabi yang pertama kali tahun 1184 (580 H) adalah menyelenggarakan sayembara penulisan riwayat Nabi beserta puji-pujian bagi Nabi dengan bahasa yang seindah mungkin. Seluruh ulama dan sastrawan diundang untuk mengikuti kompetisi tersebut. Pemenang yang menjadi juara pertama adalah Syaikh Ja`far Al-Barzanji. Karyanya yang dikenal sebagai Kitab Barzanji sampai sekarang sering dibaca masyarakat di kampung-kampung pada peringatan Maulid Nabi.

Barzanji bertutur tentang kehidupan Muhammad, mencakup silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi rasul. Karya itu juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad, serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia. Nama Barzanji diambil dari nama pengarang naskah tersebut yakni Syekh Ja'far al-Barzanji bin Husin bin Abdul Karim. Dia lahir di Madinah tahun 1690 dan meninggal tahun 1766. Barzanji berasal dari nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzinj. Karya tulis tersebut sebenarnya berjudul 'Iqd Al-Jawahir (artinya kalung permata) yang disusun untuk meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Tapi kemudian lebih terkenal dengan nama penulisnya.

Ternyata peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan Sultan Salahuddin itu membuahkan hasil yang positif. Semangat umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora kembali. Salahuddin berhasil menghimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583 H) Yerusalem direbut oleh Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa menjadi masjid kembali, sampai hari ini.

***

Dalam sejarah penyebaran Islam di Nusantara, perayaan Maulid Nabi atau Muludan dimanfaatkan oleh Wali Songo untuk sarana dakwah dengan berbagai kegiatan yang menarik masyarakat agar mengucapkan syahadatain (dua kalimat syahadat) sebagai pertanda memeluk Islam. Itulah sebabnya perayaan Maulid Nabi disebut Perayaan Syahadatain, yang oleh lidah Jawa diucapkan Sekaten.


Dua kalimat syahadat itu dilambangkan dengan dua buah gamelan ciptaan Sunan Kalijaga bernama Gamelan Kiai Nogowilogo dan Kiai Gunturmadu, yang ditabuh di halaman Masjid Demak pada waktu perayaan Maulid Nabi. Sebelum menabuh dua gamelan tersebut, orang-orang yang baru masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat terlebih dulu memasuki pintu gerbang "pengampunan" yang disebut gapura (dari bahasa Arab ghafura, artinya Dia mengampuni).

Pada zaman kesultanan Mataram, perayaan Maulid Nabi disebut Gerebeg Mulud. Kata "gerebeg" artinya mengikuti, yaitu mengikuti sultan dan para pembesar keluar dari keraton menuju masjid untuk mengikuti perayaan Maulid Nabi, lengkap dengan sarana upacara, seperti nasi gunungan dan sebagainya. Di samping Gerebeg Mulud, ada juga perayaan Gerebeg Poso (menyambut Idul Fitri) dan Gerebeg Besar (menyambut Idul Adha).

Kini peringatan Maulid Nabi sangat lekat dengan kehidupan warga Nahdlatul Ulama (NU). Hari Senin tanggal 12 Rabi'ul Awal (Mulud), sudah dihapal luar kepala oleh anak-anak NU. Acara yang disuguhkan dalam peringatan hari kelahiran Nabi ini amat variatif, dan kadang diselenggarakan sampai hari-hari bulan berikutnya, bulan Rabius Tsany (Bakdo Mulud). Ada yang hanya mengirimkan masakan-masakan spesial untuk dikirimkan ke beberapa tetangga kanan dan kiri, ada yang menyelenggarakan upacara sederhana di rumah masing-masing, ada yang agak besar seperti yang diselenggarakan di mushala dan masjid-masjid, bahkan ada juga yang menyelenggarakan secara besar-besaran, dihadiri puluhan ribu umat Islam.

Ada yang hanya membaca Barzanji atau Diba' (kitab sejenis Barzanji). Bisa juga ditambah dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti penampilan kesenian hadhrah, pengumuman hasil berbagai lomba, dan lain-lain, dan puncaknya ialah mau’izhah hasanah dari para muballigh kondang.

Para ulama NU memandang peringatan Maulid Nabi ini sebagai bid’ah atau perbuatan yang di zaman Nabi tidak ada, namun termasuk bid’ah hasanah (bid’ah yang baik) yang diperbolehkan dalam Islam. Banyak memang amalan seorang muslim yang pada zaman Nabi tidak ada namun sekarang dilakukan umat Islam, antara lain: berzanjen, diba’an, yasinan, tahlilan (bacaan Tahlilnya, misalnya, tidak bid’ah sebab Rasulullah sendiri sering membacanya), mau’izhah hasanah pada acara temanten dan Muludan.

Dalam Madarirushu’ud Syarhul Barzanji dikisahkan, Rasulullah SAW bersabda:
"Siapa menghormati hari lahirku, tentu aku berikan syqfa'at kepadanya di Hari Kiamat." Sahabat Umar bin Khattab secara bersemangat mengatakan:
“Siapa yang menghormati hari lahir rasulullah sama artinya dengan menghidupkan Islam!”

Saturday 19 November 2016

lubabul hadits bab ke - 1 keutamaan ilmu dan ulama



         Kitab Lubabul Hadits ini ditulis oleh Syekh Jalaluddin As-Suyuti, Oleh umat Islam beliau lebih dikenal sebagai salah seorang dari penyusun tafsir Jalalain, sebuah tafsir yang di beberapa pesantren di Indonesia sebagai kitab tafsir pegangan. Demikian juga dengan Lubabul Hadits ini, di beberapa pesantren juga dipakai sebagai materi dasar pelajaran hadits

        Kitab ini terdiri dari 40 bab, dan tiap bab berisi 10 hadits, sehingga jumlah hadits yang ada dalam kitab ini berjumlah 400 hadits

 

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ. يَاابْنَ مَسْعُوْدٍ جُلُوْسُكَ سَاعَةً فِىْ مَجْلِسِ اْلعِلْمِ لَا تَمَسُّ قَلَمًا وَلَا تَكْتُبُ حَرْفًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ عِتْقِ اَلْفِ رَقَبَةٍ، وَنَظَرُكَ اِلَى وَجْهِ الْعَالِمِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ اَلْفِ فَرَسٍ تَصَدَّقْتَ بِهَا فِىْ سَبِيْلِ اللهِ، وَسَلَامُكَ عَلَى اْلعَالِمِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ عِبَادَةِ اَلْفِ سَنَةٍ 

1.      Nabi Muhammad SAW berkata kepada Ibnu Mas`ud RDH : "Ya Ibnu Mas`ud, dudukmu (walaupun sebentar) di majlis ilmu, walaupun tanpa memegang pena dan menulis satu hurufpun adalah lebih bagus daripada memerdekakan seribu raqabah (budak), pandanganmu terhadap orang alim lebih bagus daripada seribu kuda yang kamu sedekahkan di jalan Allah (sabilillah), salam-mu kepada orang alim lebih bagus daripada ibadah seribu tahun".
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقِيْهٌ وَاحِدٌ مُتَوَرِّعٌ اَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ اَلْفِ عَابِدٍ مُجْتَهِدٍ جَاهِلٍ وَرَعٍ
2.      Nabi Muhammad SAW bersabda: satu orang  faqih (tahu hukum syariah) yang ahli wira`i (menjauhkan diri dari perbuatan yg dilarang syariah), bagi syetan itu lebih berat daripada 1000 ahli ibadah yang bodoh, bersungguh-sungguh dalam ibadah, dan ahli wira`i.
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَفْضَلُ اْلعَالِمِ عَلَى اْلعِابِدِ كَفَضْلِ اْلقَمَرِ لَيْلَةَ اْلبَدْرِ عَلَى اْلكَوَاكِبِ
3.      Nabi Muhammad SAW bersabda: "Keutamaan orang `alim (yang mengamalkan ilmunya) mengalahkan `abid (ahli ibadah) adalah bagaikan rembulan (bulan purnama) yangmengalahkan semua bintang-bintang".
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنِ انَتَقَلَ يَتَعَلَّمَ عِلْمًا غُفِرَ لَهُ قَبْلَ اَنْ يَخْطُوَ
4.      Nabi Muhammad SAW bersabda: "Barang siapa berpindah tempat untuk menuntuk ilmu (syariat) maka dosanya diampuni sebelum dia melangkah.
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَكْرِمُوا اْلعُلَمَاءَ فَإِنَّهُمْ عِنْدَ اللهِ كُرَمَاءُ مُكْرَمُوْنَ
5.      Nabi Muhammad SAW bersabda: "Mulyakanlah para ulama karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang mulya yang dimulyakan di sisi Allah SWT"
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَظَرَ اِلَى وَجْهِ الْعَالِمِ نَظْرَةً فَفَرِحَ بِهَا، خَلَقَ اللهُ تَعَالَى مِنْ تِلْكَ النَّظْرَةِ مَلَكًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ
6.      Nabi Muhammad SAW bersabda: "Barang siapa setelah melihat wajah orang alim merasa bahagia, walaupun hanya sekali lihat haja, maka Allah SWT meciptakan dari pendangan tersebut seorang malaikat yang akan memintakan ampunan bagi orang tersebut hingga hari kiamat".
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ اَكْرَمَ عَالِمًا فَقَدْ اَكْرَمَنِيْ، وَمَنْ اَكْرَمَنِيْ فَقَدْ اَكْرَمَ اللهَ وَمَنْ اَكْرَمَ اللهَ فَمَأْوَاهُ الْجَنَّةُ
7.      Nabi Muhammad SAW bersabda: "Barang siapa memulyakan orang alim maka dia benar-benar telah memulyakanku dan barang siapa memulyakaknku maka dia benar-benra telah memulyakan Allah dan barang siapa memulyakan Allah maka tempat lembalinya adalah surga".
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَوْمُ اْلعَالِمِ اَفْضَلُ مِنْ عَبَادَةِ الْجاَهِلِ
8.      Nabi Muhammad SAW bersabda: "Tidurnya orang alim lebih utama daripada ibadanya orang bodoh".
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَعَلَّمَ بَابًا مِنَ الْعِلْمِ يَعْمَلُ بِهِ اَوْ لَمْ يَعْمَلْ بِهِ كَانَ اَفْضَلَ مِنْ اَنْ يُصَلِّىَ اَلْفَ رَكْعَةٍ تَطَوُّعًا
9.      Nabi Muhammad SAW bersabda, "Barang siapa mempelajari satu bab ilmu (saja), baik diamalkan maupun tidak, maka itu saja sudah lebih baik daripada shalat sunat 1000 raka`at ".
وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ زَارَ عَالِمًا فَكَأَنَّمَا زَارَنِيْ وَمَنْ صَافَحَ عَالِمًا فَكَأَنَّمَا صَافَحَنِيْ، وَمَنْ جَالَسَ عَالِمًا فَكَأَنَّمَا جَالَسَنِيْ فِى الدُّنْيَا، وَمَنْ جَالَسَنِيْ فِى الدُّنْيَا اَجْلَسْتُ مَعِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
10. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Barang siapa berkunjung (atau berziarah) kepada orang alim maka dia seperti mengunjungiku, barang siapa bersalaman dengan orang alim ma dia seperti menyalamiku, barang siapa duduk bersama orang alim maka dia seperti duduk bersamaku di dunia, barang siapa duduk bersamaku di dunia maka aku akan mendudukannya bersamaku di hari kiamat".

lubabul hadits bab ke - 2 keutamaan laa ilaaha illallah




1.      Nabi Muhammad SAW bersabda : "Barang siapa setiap hari mngucapkan seratus kali laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah, maka dia akan datang di hari kiamat dengan wajah bagaikan bulan purnama." 
2.      Nabi Muhammad SAW bersabda : "Dzikir paling utama adalah laa ilaha illallah dan do`a paling utama adalah alhamdu lillah". (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim dari Jabir ra.)
3.      Nabi Muhammad SAW bersabda : "Allah berfirman:  "laa ilaha illallah kalam-KU dan Aku-lah dia. Barang siapa mengucapkannya maka masuk dalam perlindungan-Ku, dan barang siapa masuk lindungan-Ku maka aman dari siksa-Ku". (HR. Syairazi dari Ali kwh.)
4.      Nabi Muhammad SAW bersabda : "Tunaikanlah zakat badan kalian dengan perkataan laa ilaha illallah".
5.      Nabi Muhammad SAW bersabda : "Tiada seorang hambapun yang mengucapkan laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah terkecuali Allah ta`ala berfirman: Benar hamba-Ku, Aku-lah Allah, tiada Tuhan selain Aku. Aku persaksikan kepada kalian wahai malaikat-malaikat-Ku, Aku benar-benar telah mengampuni dosa-dosanya yang sudah terlewat dan yang akan datang". 
6.      Nabi Muhammad SAW bersabda : "Barang siapa mengucapkan laa ilaha illallah secara murni dan ikhlas, maka masuk surga."
7.      Nabi Muhammad SAW bersabda ; "Barang siapa yang awal perkaanya laa ilaha illallah dan akhir perkaannya laa ilaha illallah dan melakukan seribu kesalahan (dosa kecil) dan jika dia hidup seribu tahun, maka Allah tidak akan menanyakan satu dosapun".
8.      Nabi Muhammad SAW bersabda : "Barang siapa yang membaca laa ilaha illallah  tanpa disertai `ujub maka terbanglah seekor burung di bawah `arasi yang akan membaca tasbih bersama mereka yang membaca tasbih hingga hari kiamat, kemudian pahalanya dituliskan untuk dia (orang yang mambaca laa ilaha illallah tanpa `ujub).
9.      Nabi Muhammad SAW bersabda : "Barang siapa mengucapkan laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah sekali, maka diampuni dosa-dosanya walaupun banyaknya bagaikan buih di lautan".
10. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Ketika seorang mu`min lewat pekuburan dan mengucapkan laa ilaaha illallah wahdahu la syarika lahu lahul mulku walahul hamdu yuhyi wayumitu wahuwa hayyun la yamut biyadihil khairu wahuwa ala kulli syai-in qadirun, maka Allah menerangi semua kuburan tersebut, mengampuni dosa yang membacanya, menulis sejuta kebaikan baginya, mengangkat baginya sejuta derajat, menghabus darinya sejuta kejelekan (dosa kecil)". 


lubabul hadits bab ke - 3 keutamaan basmalah




1.      Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidaklah seorang hamaba mengucapkan Bismilla hirrahmanirrahim , terkecuali melelehlah syetan seperti melelehnya timah diatas api”.
2.      Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidaklah seorang hamba mengucapkan Bismilla hirrahmanirrahim, terkecuali Allah SWT memerintahkan malaikat yang mulia dan pencacat alam agar menuliskan dalam timbangannya (catatan amalnya) 400 kebaikan”.
3.      Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barang siapa membaca Bismillahirrahmanirrahim , walaupun sekali, maka taktersisa seluruh dosa – dosanya”. (Maksudnya seluruh dosa-dosa kecilnya diampuni red.)
4.      Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa menulis basmalah dengan membaguskannya dan mengagungkan Allah, maka diampuni dosa yang sudah lalu dan yang akan datang”.
5.      Nabi Muhammad SAW bersabda: “Ketika salah satu dari kalian menulis Bismilla hirrahmanirrahim , maka panjangkanlah arrahmani “.s
6.      Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT menghiasi langit dengan bintang-bintang dan menghiasi malaikat dengan malaikat jibril dan menghiasi surga dengan bidadari dan istana – istana dan menghiasi para Nabi dengan Nabi Muhammad SAW dan menghiasi hari – hari dengan hari jum`at dan menghiasi malam – malam dengan malam lailatul qadar dan menhiasi bulan – bulan dengan bulan Ramadhan dan menghiasi masjid – masjid dengan ka`bah dan menghiasi kitab – kitab dengan Al-Qur`an dan menghiasi Al-Qur`an dengan Bismillahirrahmanirrahim”. An
7.      Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barang siapa yang mengucapkan Bismilla hirrahmanirrahim  maka namanya dicatat sebagai orang baik dan dibebaskan dari sifat kufur dan nifak”.
8.      Nabi Muhammad SAW bersabda: Barang siapa mengucapakan Bismilla hirrahmanirrahim  maka diampuni dosa-dosanya yang sudah lewat (maksudnya dosa kecil)”
9.      Ketika seseorang berdiri mengucapkan basmalah dan shalawat dan salam kepada Nabi, keluarga, dan sahabatnya maka ketika ada orang –orang menggunjingnya maka Allah akan mencegahnya.
10.  Ketika seseorang duduk dan mengucapkan basmalah, shalawat dan salam kepada Nabi, keluarga, dan sahabatnya maka Allah SWT akan mengutus Malaikat yang menjaganya dari orang – orang yang menggunjingnya sehingga mereka tidak bisa melakukannya.

lubabul hadits bab ke - 4 keutamaan shalawat atas nabi saw



1.      Nabi Muhammad SAW bersabda: "Barang siapa mengucapkan shalawat untukku sekali, maka Allah memberi shalawat untuknya sepuluh kali." (H.R. Muslim, Abu Daud, Nasaiy, dan Ibnu Hibban dari Abi Hurairah )
2.      Nabi Muhammad SAW bersabda: "Barang siapa bershalawat kepadaku 1000 kali maka takkan meninggal dunia sehingga diberikan kabar gembira masuk surga".
3.      Nabi Muhammad SAW bersabda : "Barang siapa bershalawat kepadaku satu kali, maka karenanya Allah bershalawat sepuluh kali baginya. Barang siapa bershalawat kepadaku sepuluh kali, maka karenanya Allah bershalawat seratus kali baginya. Barang siapa bershalawat kepadaku seratus kali, maka karenanya Allah bershalawat seribu kali baginya. Barang siapa yang bershalawat seribu kali maka takkan disentuh api neraka".
4.      Nabi Muhammad SAW bersabda : "Barang siapa lupa bershalawat kepadaku, maka benar - benar telah menyimpang dari jalan surga".
5.      Nabi Muhammad SAW bersabda : "Sesungguhnya orang yang lebih utama bersamaku di hari kiamat adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku". (HR. Bukhari dan Ibnu Hibban dari Ibnu Mas`ud ra.) 
6.      Nabi Muhammad SAW bersabda : "Shalawat kalain kepadaku itu pengahncur (dosa-dosa)".
7.      Nabi Muhammad SAW bersabda : "Barang sipa bershalawat di setiap malam jum`at sebanyak 40 kali maka Allah menghapus semua dosa-dosanya".
8.      Nabi Muhammad SAW bersabda : "Tiadalah sebuah do`a terkecuali diantara do`a tersebut dan langit ada hijab hingga dibacakan shalawat untukku. Ketika dibacakan shalawat untukku maka terbukalah hijab tersebut dan diangkatlah do`a ".
9.      Nabi Muhammad SAW bersabda : "Barang siapa bershalawat seratus kali dalam sehari maka Allah menunaikan seratus hajatnya. Tujuh puluh untuk hajat akheratnya dan tiga puluh untuk hajat dunianya." (HR: Ibnu Najar dari Jabir ra.).
10. Nabi Muhammad SAW bersabda : "Barang siapa bershalawat untkku sekali, maka Allah dan Malaikatnya bershalawat untuknya duapluh kali dan tidak akan wafat hingga diberi kabar gembira surga."
 

lubabul hadits bab ke - 5 keutamaan iman



1.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Iman itu mengetahui dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan menjalankan dengan anggota badan”. (HR: Ibnu Majah dan Thabarani dari Ali dan termasuk hadits dhaif)
2.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Iman itu telanjang dan pakaiannya adalh takwa, perhiasannya adalah rasa malu dan buahnya adalah ilmu”.
3.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Tidak ada iman bagi orang yangtidak memiliki amanat sama sekali”. (HR: Ahmad dan Ibnu Hibban dari Anas ra).
4.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Salah satu dari kalian tidaklah beriman sehingga mencintai untuk saudara kalian apa yang kalian cintai untuk diri kalian sendiri”. (HR: Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah dari Anas ra.)
5.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “ Iman itu dalam dada orang mu`min. Iman takkan sempurna terkecuali dengan sempurnanya fardlu-fardlu dan sunat-sunat. Iman takkan rusak terkecuali dengan mengingkari fardlu-fardlu dan sunat-sunat. Barang siapa mengurangi satu fardlu tanpa inkar maka dia disiksa karena hal tersebut. Barang siapa menyempurnakan fardlu-fardlu maka wajib banginya surga”.
6.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Iman itu tidak bertambah dan tidak berkurang, akan tetapi iman ada batasnya, maksudnya diketahui dengan menyebutkan cabang – cabangnya iman. Jika iman berkurang, maka ia pada batasnya. Pokoknya iman adalah bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah semata dan tiada sekutu bagi-NYA, Nabi Muhammad itu hamba dan utusan-NYA, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa ramadhan, naik haji, dan mandi janabah. Barang siapa tambah dalam batasannya, maka bertambahlah kebaikan-kebaikannya. Barang siapa berkurang imannya maka hanya berkurang batasanya”.
7.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Iman itu ada dua bagian, satu bagian dalam sabar dan satu bagian dalam sykur”. (HR: Baihaqi dari Anas ra.)
8.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Iman itu tali pembunuhan, seorang mukmin tidaklah boleh melakukan pembunuhan”. (HR: Bukhari, Abu Dawud, Hakim dari Abu Hurairah ra. Dan dan Ahmad dari Zubair dan Muawiyah ra.)
9.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Allah menciptakan iman dan menghiasinya dan memujinya dengan murah hati dan rasa malu dan Allah menciptakan kufur dan mencelanya denga bakhil dan durhaka”.
10.  Nabi Muhammad SAW bersabda : “Ketika penghuni surga telah masuk ke surga dan penghuni neraka telah masuk keneraka, Allah SWT memerintahkan agar mengeluarkan orang – orang yang dalam hatinya ada iman walaupun hanya sebesar atom”.  

lubabul hadits bab ke - 6 keutamaan wudhu



1.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Barangsiapa berwudlu untuk shalat dan membagus kan wudlunya, kemudian mendirikan shalat, maka dia keluar dari dosa-dosanya seperti ketika dialhirkan ibunya”.
2.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Barangsiapa berwudlu untuk shalat kemudian dia mengerjakan shalat, maka Allah menghapus dosa-dosanya antara shalat tersebut dan shalat yang mengikutinya”.
3.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Barang siapa tidur dalam keadaan wudlu, lalu meninggal pada malam itu, maka dia disisi Allah adalah syahid”.
4.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Orang tidur yang suci itu seperti orang puasa yang beribadah malam”.
5.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Barang siapa wudlu dalam keadaan suci maka ditulis untuknya sepuluh kebaikan”. (HR: Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dari Ibnu Umar ra.)
6.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Tidak ada shalat bagi orang tidak punya wudlu dan tidak ada wudlu bagi orang yang tidak menyebut Asma Allah atas wudlu tersebut.” (HR: Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abi Hurairah dan Ibnu Majah dari Said bin Zaid)
7.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Wudlu itu separuh iman”. ( HR: Ibnu Abu Syaibah dari Hasan bin Athiyah)
8.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Pokoknya wudlu itu sekali, barang siapa berwudlu dua kali maka mendapat pahala dua kali lipat. Siapa berwudlu tiga kali maka itulahwudlu para nabi sebelumku”.
9.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Allah tidak akan menerima shalat salah satu dari kalian ketika berhadats sehingga dia berwudlu”. (HR: Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah ra.)
10.  Nabi Muhammad SAW bersabda : “Wudlu atas wudlu itu cahaya diatas cahaya”.

lubabul hadits bab ke - 7 keutamaan siwak



1.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Dua raka`at dengan siwak itu lebih baik daripada tujuh puluh raka`t tanpa dengan siwak”. (HR: Daruquthni dari Umi Darda` dengan sanad hasa)
2.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Bersiwaklah kalian, karena sesungguhnya siwak itu mensucikan mulut dan menjadikan ridha Allah”. (HR: Ibnu Majah)
3.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Enam hal merupakan sunnah para Rasul: malu, bijaksana, bekam, siwak, memakai minyak wangi, banyak istri.”
4.      Nabi Muhammad SAW : “Nabi Muhammad SAW bersabda : “Tiga hal wajib (sangat dianjurkan red.) atas setiap muslim : mandi hari jum`at, siwak, menyentuh wewangian”.
5.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Harumkanlah mulut kalian dengan siwak karena sesungguhnya siwak jalanya Al-Qur`an.”
6.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Semoga Allah merahmati umatku yang menyela-nyela rambut dan makanan”. (HR: Qadhai dari Abu Ayub Al-Anshari ra. Dan hadits ini hasan)
7.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Janganlah kalian menyela-nyela gigi dengan kayu as , phpn bunga dan bambu karena bisa menyebabkab gigi rontok.”
8.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Satu shalat dengan siwak itu lebih baik daripada tujuh puluh shalat tanpa siwak”. (HR: Baihaqi dan lainnya, Hakim menshahihkannya)
9.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Jibril selalu mewasiatiku bersiwak sehingga aku khawatir gigi-gigiku rontok”.
10.  Nabi Muhammad SAW bersabda : “Aku diperintahkan bersiwak sehingga aku takut gigi-gigiku rontok”. (HR: Thabarani dari Ibnu Abbas )

lubabul hadits bab ke - 8 : keutamaan adzan



1.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Barang siapa yang adzan selama tujuh tahun karena Allah, maka Allah menetakannay bebas dari neraka”. (HR: Tirmidzi dan Ibmu Majah dari Ibnu Abbas)
2.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Barang siapa adzan 12 th maka wajb baginya surga”. (HR: Ibnu Majah, Hakim dari Ibnu Umar ra.)
3.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Siapa yang adzan lima shalat dengan iman dan ikhlas, maka diampuni dosa-dosa yang sudah terlewat”. (HR: Baihaqi dari Abu Hurairah dengan sanad dhoif)
4.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Tiga orang yang Allah jaga dari siksa kubur: syahid, mu`adzin, dan orang yang wafat pada malam atau hari jum`at”.
5.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Seandainya manusia tahu apa yang ada dalam seruan (adzan) dan shaf awal kemudian mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan mengundi, niscaya mereka akan melakukan undian. Seandainya mereka tahu apa yang ada dalam bersegera , niscaya mereka akan bersegera kepadanya. Seandainya mereka tahu apa yang ada dalam shalat isya` dan subuh niscaya mereka akan mendatanginya walaupun dengan merangkak.” (HR: Malik, Ahmad, Bukhari, Muslim dan Abu Dawud dari Abu Hurairah ra.)
6.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Siapa mendengar adzan kemudian mencium kedua ibu jarinya, kemudian meletakkan pada kedua matanya sambil membaca: marhaban bidzikrillahi ta`ala qurratu a`yunina bika ya rasulullaah maka akulah pemberi syafaatnya di hari kiamat dan penutunnya ke surga”.
7.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Jika waktu adzan tiba maka pintu-pintu langit dibuka dan do`a dikabulkan. Jika datang waktu iqamat maka do`anya tidak ditolak.”
8.      Nabi Muhammad SAW bersabda : “Siapa mengucapkan ketika adzan: “Selamat datang orang-orang yang mengucapkan keadilan, selamat datang shalat-shalat dan keluarga” maka Allah menetapkan baginya seribu kebaikan, menghapus seribu kejelekan dan mengangkat seribu derajat”.
9.  Nabi Muhammad SAW bersabda : “Siapa mendengar adzan kemudian tidak mengucap kan seperti yang dikumandangkan mu`adzin, maka dia dihalangi bersujud di hari kiamat ketika para muadzin bersujud”.
10.  Nabi Muhammad SAW bersabda : “Tiga orang dalam naungan arasyi ketika tidak ada naungan kecuali naungan-NYA: pemimpin yang adil, muadzin yang menjaga, dan pembaca Al-Qur`an yang membaca 200 ayat setiap malam”.

lubabul hadits bab ke - 9 : keutamaan shalat berjamaah


1. Pahala shalat berjama`ah itu 25 kali daripada shalat tidak berjama`ah. Seperti maksud hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah dan disebutkan dalam kitab Riyaddhus shalihin
2.   Keutamaan shalat berjamaah dari shalat sendirian adalah 25 derajat. Keutamaan melakasanakan shalat sunnah di rumah dari melaksanakan shalat sunnah di masjid adalah seperti keutamaan shalat berjamaah atas shalat sendirian. Seperti makna hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Sakan dari Dhamrah dari ayahnya, Habib.
3.   Shalat berjamaah melebihi shalat sendirian sebanyak 27 derajat. Seperti makna hadits yang diriwayatkan oleh Malik, Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Nisai dari Ibnu Umar ra.
4.      Shalat yang paling utama di sisi Allah SWT adalah shalat subuh hari jum`at berjamaah. Seperti makna hadits yang diriwayatkan oleh Abu Nuaim dan Thabrani dari Ibnu Umar. 
5.  Barang siapa berjamaah shalat shubuh kemudian duduk seranya mengingat Allah SWT hingga matahari terbit maka hal tersebut merupakan perlindungan dan pembebasan dari api neraka. Shalat seorang lelaki seranya berjamaah melebihi shalaynya sendirian sebanyak 25 derajat.  Apabila ia mengerjakannya di rumah ddi tanah tandus dan menyempurnakan wudhu, rukuk dan sujudnya maka shalatnya mencapai 50 derajat.  Seperti makna hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ya`la dan Hakim serta Ibnu Hibban dari Abu Said Al Khudri ra.
6.      Dalam suatu riwayat dijelaskan barang siapa shalat berjamaah 40 hari maka Allah SWT menetapkannya bebas dari api neraka dan bebas dari sifat munafik.
7.      Dalam satu riwayat dijelaskan, arang siapa berjamaah shalat subuh dan asar maka dia akan masuk surga tanpa hisab.
8.      Dalam satu riwayat dijelaskan,  barang siapa menghadiri shalat berjamaah maka Allah SWT menetapkan 10 kebaikan baginya saat berangkat dan kembali, menghapus 10 keburukan dan meningkatkan 10 derajat.
9.      Tiada shalat bagi tetangga masjid terkecuali di dalam masjid. Seperti makna hadits yang diriwayatkan oleh Daruquthni dan Baihaqi dari Jabir dan Abi Hurairah.
10. Dalam satu riwayat dijelaskan, shalat jama`ah itu rahmat dan lebih baik daripada dunia seisinya. Berjama`ah itu rahmat dan perpecahan itu siksa.

lubabul hadits bab ke - 10 : keutamaan Jum'at

1.      Nabi Muhammad SAW bersabda : "Pimpinan hari adalah hari jum`at"
2.      Barang siapa mandi pada hari jum`at maka dihapuslah dosa-dosa dan kesalahannya. Demikian makna hadits yang diriwayatkan oleh Hakim dari Qatadah ra.
3.      Hari jumat itu ada 24 jam, pada setiap jamnya Allah SWT membebaskan 600.000 orang dari siksa neraka. 
4.      Barang siapa meninggalkan shalat jum`at tanapa  uzur / alasan maka bersedekahlah satu dinar, jika tidak punya maka setengah dinar. Demikian makna hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dari Samurah bin Jundab ra. 
5.      Barang siapa meninggalkan tiga kali shalat jum`at dengan meremehkannya (tanpa uzur) maka Allah mengunci hatinya. Demikian makna hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah dari Al-Ja`du dan sanadnaya hasan.
6.      Barang siapa meninggalkan tiga shalat jum`at tanpa uzur maka dicatatlah ia sebagai orang munafik. Demikian makna hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani dari Usamah bin Zaid.
7.      Barang siapa meninggal pada hari jum`at atau malam jum`at maka ia akan dibebaskan dari siksa kubur.
8.      Barang siapa berkata "diamlah" disaat imam sedang khutbah atau berbicara atau bermain-main atau memberi isyarat dengan tangan atau kepala maka dia telah berbuat kesia-siaan. Barang siapa berbuat sia-sia maka juma`atnya menjadi sia-sia (tidak sempurna).
9.      Mandi hari jum`at adalah wajib bagi setiap anak yang sudah baligh (maksudnya sangat dianjurkan). Demikian makna hadits yang diriwayatkan oleh Malik, Ahmad, Abu Dawud, Nasa`i dan Ibnu Majah dari Abi Said Al-Khudri.
10. Barang siapa melakukan shalat jum`at maka Allah SWT memberi pahala seratus orang syahid
 
 
 
 
 >>>Bersambung<<<

Wednesday 16 November 2016

Jika anda membeli RouterBoard Mikrotik biasanya sudah langsung bisa digunakan tanpa perlu lagi melakukan instalasi RouterOS, tinggal memasukkan lisensi saja. Namun jika anda tidak ingin menggunakan RouterBoard atau hanya ingin menggunakan PC sebagai Mikrotik tentunya anda harus melakukan instalasi mikrotik ke PC dulu. Nah, ada beberapa cara install Mikrotik ke PC. Mikrotik dapat di install di PC dengan menggunakan beberapa cara, yaitu:
  1. ISO Image; menggunakan Compact Disc (CD) instalasi. Silakan download file berekstensi .ISO yang tersedia dan kamu harus “membakarnya” ke dalam media CD kosong.
     
  2. NetInstall; melalui jaringan komputer (LAN) dengan Satu Disket, atau menggunakan Ethernet yang mendukung proses menyalakan komputer (booting) komputer melalui Ethernet Card. NetInstall dapat dilakukan pada sistem operasi Windows 95/98/NT4/2000/XP. 
Mikrotik Disk Maker; membutuhkan beberapa buah disket ukuran 3,5″ yang nant inya akan disalin pada hard disk saat instalasi dilakukan. Dengan menggunakan tools FloppyMaker.exe.
Dari ketiga cara tersebut, cara pertama yang menggunakan CD ISO image yang paling populer dan paling banyak digunakan. Jadi kali ini kita akan membahas cara yang pertama dulu. Cara instalasi Mikrotik menggunakan ISO image memang cukup mudah dilakukan. Anda hanya perlu mendownload file ISO Mikrotik RouterOS, burn ke CD, boot ke CD itu dan install Mikrotik nya. Oke Sekarang kita akan mulai bahas cara install mikrotik RouterOS di PC, silakan simak cara berikut ini :
  • Download file ISO Mikrotik nya. Kalian bisa download disini (Udah termasuk lisensi level 6. Mohon gunakan HANYA UNTUK TUJUAN BELAJAR SAJA!)
  • Burn file ISO nya ke CD.
  • Masukkan cd mikrotik ke dalam cd/dvd room.
  • Setting bios komputer anda, pada booting awal (first boot)nya adalah cd/dvd room anda.
  • Setelah di setting maka komputer anda akan booting pertama kale ke cd/dvd room anda. Jika berhasil maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini.
 

  • Lakukan proses instalasi Mikrotik dengan memilih (check) semua pilihan yang ada dengan tombol ‘a‘. Kalo udah dicentang semua tekan tombol ‘i’ untuk meginstall Mikrotik.
  • Tunggu bentar sampe proses instalasi nya selesai. Sabar yahh, cuma bentar kok.  Kalo udah selesai tekan tombol Enter untuk reboot

  • Setelah komputer anda restart maka anda akan diminta untuk check disk atau tidak. Klik tombol “Y” untuk menyetujui, atau klik tombol “N” untuk tidak menyetujui. 
  • Setelah itu akan muncul tampilan login. “admin” (tanpa tanda petik) pada Mikrotik Login. Dan pada password enter aja. karena password defaultnya tidak ada password
  • Jika berhasil maka akan muncul gambar tampilan awal mikrotik (lihat gambar dibawah ini). Menandakan anda telah berhasil menginstal mikrotik. 

Sekarang Mikrotik RouterOS nya sudah terinstall di PC anda. Namun mikrotik nya hanya bisa digunakan selama 24 jam saja karena masih dalam masa trial. Untuk bisa membuatnya full version menggunakan lisensi level 6, perlu dilakukan registrasi lisensi dulu. File lisensi level 6 nya sudah ada di paket ISO sebelumnya. Silakan cari file nya.

Cara Registrasi Lisensi Mikrotik :

  1. Koneksikan PC Mikrotik nya dengan PC lainnya atau Laptop anda menggunakan kabel UTP.
  2. Buka Winbox
  3. Login ke Mikrotik menggunakan Winbox.


  1. Di halaman utama Winbox “RouterOs Welcome” dengan berita  router anda tidak memiliki key dan router akan di stop dalam waktu 23 jam 50 menit. 
  2. Di halam Utama Winbox klik  “System” dan klik “Licence”
  3. Kemudian klik "Import Key" dan pilih file lisensi level 6 yang ada di folder ISO tadi
  4. Router  now? klik “OK” maka router akan restart dan disconnect. 
  5. Login lagi ke Mikrotik nya via Winbox, buka menu System --> License --> Maka akan muncul tampilan bahwa Mikrotik sudah berhasil diregistrasi dengan lisensi level 6. 

Selamat sekarang Mikrotik Anda lisensi nya sudah menjadi level 6. Anda dapat mencoba menyeting Mikrotik PC anda