Belajar dari Kisah Uwais Al-Qarni
Khutbah I
اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا
سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ
لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام،
وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه،
اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وعلى اله وأصْحابِهِ
وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أما بعد: فيايها الإخوان، أوصيكم و
نفسي بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون، قال الله تعالى في القران الكريم: أعوذ
بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمان الرحيم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ
فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
صدق الله العظيم
Sidang
Jum’ah rahimakumullah,
Allah SWT berfirman dalan
Surah Al-Hujurat, Ayat 13:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Artinya: “Sesungguhnya
orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
takwa.”
Dalam ayat di atas terdapat 3 (tiga) kata kunci. Pertama “mulia”, kedua
“Allah”, dan ketiga “takwa”. Ayat ini mengandung maksud bahwa mulia tidaknya
seseorang sesungguhnya bergantung pada ketakwaannya kepada Allah SWT dan bukan
kepada hal-hal yang bersifat duniawi. Dengan kata lain, yang disebut orang
mulia sesunguhnya adalah mereka yang senantiasa berbuat kemuliaan berupa
ketakwaaan. Definisi ini bersifat teologis karena bersumber pada keyakinan akan
kebenaran firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an.
Berdasar pada pandangan teologis tersebut, kita bisa membedakan antara orang
mulia dengan orang yang dimuliakan. Orang mulia adalah mereka yang dimuliakan
Allah karena senantiasa berbuat kemuliaan dengan melaksanakan hal-hal yang
diperintahkan Allah SWT, dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya. Sedangkan
orang yang dimuliakan adalah mereka yang secara sosiologis dihormati masyarakat
karena memiliki latar belakang tertentu seperti: jabatan, keturunan, kekayaan,
keilmuan atau keahlian, dan sebagainya.
Sidang Jum’ah rahimakumullah,
Lewat khutbah ini, saya
ingin mengajukan pertanyaan apakah orang mulia di sisi Allah itu sekaligus
orang yang dimuliakan di dunia ini? Dengan kalimat lain, apakah orang-orang
mulia karena ketakwaannya kepada Allah selalu dimuliakan juga oleh masyarakat
dalam kehidupan sehari-harinya?
Jawabnya, “tidak selalu” karena secara faktual ada beberapa orang mulia di sisi
Allah keberadaannya diremehkan oleh masyarakat disebabkan tidak memiliki latar
belakang tertentu yang bersifat duniawi seperti jabatan penting, kekayaan
melimpah, nasab tinggi, dan lain sebagainya. Tentu saja ada banyak orang mulia
di sisi Allah yang juga dihormati dalam masyarakat karena memiliki
kriteria-kriteria tertentu yang berlaku di masyarakat seperti tersebut di atas.
Sidang Jum’ah rahimakumullah,
Salah satu contoh orang
mulia di sisi Allah tetapi tidak dihormati oleh masyarakat adalah Uwais
Al-Qarni - seorang pemuda miskin penduduk desa Qaran di Yaman. Dia menjalani
kehidupan yang sulit bersama ibunya yang seorang janda. Ia pernah menderita
penyakit kusta. Pakaiannya hanya ada dua helai. Uwais Al-Qarni bekerja hanya
sebagai penggembala hewan ternak dengan upah tak seberapa. Dengan keadaan Uwais
yang seperti itu ia sering ditertawakan, diolok-olok, dihina, dan dituduh
mencuri ini mencuri itu. Tetapi semua perlakuan masyarakat seperti itu ia
terima dengan sabar.
Ketika pada suatu hari ada seseorang yang bermaksud memberikan sedekah berupa
dua helai pakaian, Uwais Al-Qarni menolaknya. Kepada orang tersebut, Uwais
Al-Qarni mengatakan:
“Saya khawatir kalau pakaian ini saya terima, nanti orang-orang mengintrogasi
saya dari mana saya mendapatkan pakaian ini. Mereka pasti tidak percaya dengan
jawaban saya. Mereka akan menuduh saya kalau pakaian ini saya dapat kalau tidak
dengan membujuk ya mencuri”.
Sidang Jum’ah rahimakumullah,
Sungguhpun Uwais Al-Qarni
hidup dalam kemiskinan, ia menjalani kehidupannya dengan penuh ketakwaan.
Bahkan ketakwaannya diakui oleh Rasulullah SAW meskipun diantara mereka belum
pernah saling bertemu. Hal yang sangat menonjol dari ketakwaan Uwais Al-Qarni
sebagaimana diceritakan Rasulullah SAW adalah baktinya kepada sang ibu yang
luar biasa. Sejak kecil Uwais Al-Qarni selalu taat dan hormat kepada ibunya.
Ketika sang ibu telah tua dan lumpuh, bakti Uwais kepada sang ibu semakin
bertambah.
Suatu hari sebenarnya ia sangat rindu untuk bertemu Rasulullah SAW, namun ia
selalu mengurungkan niatnya karena tak tega meninggalkan sang ibu sendirian di
rumah tanpa ada yang merawatnya. Ketika pada suatu hari ia melihat ibunya cukup
sehat, ia mendekat padanya untuk menyampaikan isi hatinya, yakni ingin bertemu
atau sowan kepada Rasululullah SAW di Madinah. Uwais Al-Qarni memohon ijin
kepada ibunya agar diperkenankan. Sang Ibu sangat terharu dengan keinginan
Uwais untuk bertemu Rasululllah SAW. Sang ibu menjawab:
“Pergilah wahai anakku! Temuilah Nabi Muhammad SAW di rumahnya. Dan bila telah
berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”.
Akhirnya berangkatlah Uwais Al-Qarni ke Madinah yang jaraknya dari Yaman
sekitar 400 kilometer. Tibalah Uwais Al-Qarni di kota Madinah dan segera menuju
rumah Nabi Muhammad SAW. Diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam.
Tak ada jawaban dari Rasulullah SAW. Ia hanya mendapat jawaban dari istri
beliau Aisyah RA yang mengatakan Rasulullah SAW sedang berada di medan perang
dan belum diketahui kapan beliau kembali. Uwais Al-Qarni teringat pesan ibunya
untuk segera pulang. Maka segeralah ia pulang ke Yaman meski dengan hati yang
hampa karena gagal bertemu Rasulullah SAW yang sangat dirindukannya. Namun
sebelum pulang, Uwais Al-Qarni sempat menitipkan salam untuk Rasulullah SAW
lewat Aisyah RA.
Ketika Rasulullah SAW pulang ke rumah, Aisyah RA memberitahukan tentang
kedatangan seorang laki-laki tak dikenalnya beberapa waktu sebelumnya. Rasulullah
SAW menjelaskan kepada Aisyah bahwa laki-laki itu bernama Uwais Al-Qarni meski
beliau belum pernah bertemu secara langsung. Ia adalah anak yang sangat taat
kepada ibunya. Ia tak populer di kalangan penduduk bumi karena miskin sekali,
tetapi ia sangat terkernal di kalangan penduduk langit.
Sedemikian istimewa Uwais Al-Qarni hingga Rasulullah SAW menceritakannya kepada
Umar bin Khattab RA dan Ali bin Abi Thalib RA:
سَيَقْدَمُ عَلَيْكُمْ رَجُلٌ يُقَالُ
لَهُ أُوَيْسٌ كَانَ بِهِ بَيَاضٌ , فَدَعَا اللَّهَ لَهُ فَأَذْهَبَهُ اللَّهُ ،
فَمَنْ لَقِيَهُ مِنْكُمْ فَمُرُوهُ فَلْيَسْتَغْفِرْ لَهُ
Artinya: “Kelak akan datang
seorang laki-laki bernama Uwais. Ia memiliki belang putih. Ia berdoa agar Allah
menghilangkan belang itu, maka Allah menghilangkannya (kecuali di lengannya).
Barang siapa diantara kalian bertemu dia, maka termuilah dia dan mintalah
padanya untuk memintakan ampunan kepada Allah.”
Pesan tersebut akhirnya benar-benar dilaksanakan oleh Ali bin Abi Thalib RA dan
Umar bin Khattab RA ketika Rasulullah SAW telah wafat. Kepada Uwais Al-Qarni,
kedua sahabat besar Rasulullah SAW tersebut mengatakan:
يَا أُوَيْس إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَليه وَسَلَّم أَمَرَنَا أَنْ نَسْأَلُكَ أَنْ تَسْتَغْفِرُ لَنَا
Artinya: “Hai Uwais
sesungguhnya Rasulullah SAW telah memerintahkan kami agar engkau memintakan
ampunan kepada Allah agar dosa-dosa kami diampuni-Nya.”
Mendengar apa yang dikatakan Ali bin Abi Thalib dan Umar bin Khattab RA
tersebut, Uwais Al-Qarni hanya bisa menangis, tetapi kemudian memberikan
jawaban bisa jadi orang yang dimaksudkan Rasulullah SAW itu bukan dirinya.
Tetapi Ali bin Abi Thalib RA terus mendesak agar ia mau mendoakan bagi Umar bin
Khattab RA dan Ali bin Abi Thalib RA karena sangat menyakini bahwa dialah orang
yang dimaksudkan Rasulullah SAW. Akhirnya Uwais Al-Qarni bersedia memenuhi
permintaan tersebut dengan memanjatkan doa ampunan kepada Allah bagi keduanya.
Sidang Jum’ah rahimakumullah,
Dari kisah Uwais Al-Qarni
di atas, ada beberapa hal yang dapat kita petik sebagai pelajaran berharga. Pertama,
orang mulia karena ketakwaannya kepada Allah SWT akan tetap mulia dan taat
kepada-Nya meski seperti apapun kondisi sosial ekonominya. Ia akan tetap sabar
dan istiqamah menjadi hamba-Nya yang saleh tanpa terpengaruh oleh hal-hal
duniawi seperti tidak dihormati oleh masyarakat karena miskin.
Kedua, janganlah kita memandang seseorang dari sisi duniawinya, lalu
merendahkannya karena bisa jadi ia memiliki sisi ukhrawi yang jauh lebih baik
dari pada kita. Bisa jadi kita membutuhkan pertolongannya di akherat kelak
berupa syafaat karena orang-orang mulia di sisi Allah seperti Uwais Al-Qarni
dapat memberikan syafaat kepada orang-orang tertentu. Disebutkan dalam beberapa
riwayat bahwa Uwais Al-Qani kelak ketika memasuki pintu surga diberhentikan
langkah kakinya oleh Allah SWT. Allah menghendaki agar Uwais Al-Qarni berhenti
sebentar untuk memberikan syafaat terlebih dahulu kepada orang-orang dari
kabilah Rabiah dan Mudhar yang membutuhkan pertolongannya.
Sidang Jum’ah rahimakumullah,
Semoga kita semua dapat
mengambil manfaat sebesar-besarnya dari kisah Uwais Al-Qarni. Barangkali di
sekitar kita, ada orang-orang yang keadaannya mirip dengan Uwais Al-Qarni meski
tidak sama persis, yakni tidak populer di masyarakat karena status sosialnya
yang rendah. Orang seperti ini bisa jadi sangat poluler di kalangan penduduk
langit jika terbukti memang selalu hidup dalam ketakwaan yang tinggi kepada
Allah SWT dan selalu istiqamah dalam kebaikan-kebaikannya. Tidak selayaknya
kita meremehkan orang seperti ini.
جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ
الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ
المُؤْمِنِيْنَ : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم: يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي
القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ.
إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ
وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ
إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا
كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ
اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ
اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ
بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ
النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ
وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ
الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ
مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ
أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ
عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ
وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ
اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ !
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
File Lengkap bisa didownload di sini